Selasa, 01 Agustus 2023

Uffri Datun Nitami Hamil

Uffri Datun Nitami adalah sebuah tradisi yang berasal dari suku Bugis di Sulawesi Selatan yang dilakukan untuk merayakan kehamilan seorang wanita. Tradisi ini dilakukan untuk memberikan dukungan moral dan doa agar ibu hamil dan bayinya selalu sehat selama kehamilan hingga proses persalinan.

Uffri Datun Nitami biasanya dilakukan pada trimester kedua kehamilan. Pada saat itu, keluarga dan sahabat-sahabat dekat dari ibu hamil akan berkumpul untuk mengadakan acara. Tradisi ini sering dilakukan di rumah atau di tempat terbuka, seperti taman atau halaman rumah.

Acara dimulai dengan menyampaikan doa dan permohonan agar ibu hamil dan bayinya selalu sehat. Kemudian, dibagikan makanan dan minuman khas Bugis kepada para tamu yang hadir. Setelah itu, ibu hamil diberi pakaian tradisional khas Bugis yang disebut Baju Bodo dan dipakaikan kain tenun yang diikat di perutnya.

Selanjutnya, ibu hamil akan dipersilakan untuk duduk di atas alas yang terbuat dari daun kelapa dan disiapkan oleh keluarga dan sahabat. Alas tersebut kemudian diarak di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal ibu hamil sambil ditemani musik tradisional Bugis.

Selama prosesi pengarakan, para tamu akan menyampaikan doa dan harapan untuk ibu hamil dan bayinya. Mereka juga akan memberikan uang, perhiasan, atau hadiah lainnya sebagai tanda dukungan dan doa agar ibu hamil dan bayinya selalu sehat.

Setelah prosesi pengarakan selesai, ibu hamil kembali ke tempat semula dan menerima ucapan selamat serta hadiah dari para tamu. Acara diakhiri dengan mengadakan makan bersama dan merayakan kebahagiaan bersama.

Uffri Datun Nitami merupakan tradisi yang sangat penting bagi suku Bugis. Tradisi ini menunjukkan solidaritas dan kepedulian masyarakat dalam mendukung ibu hamil dan bayinya. tradisi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan selama kehamilan dan menjaga kelangsungan hidup bayi yang akan lahir.

Dalam era modern seperti sekarang, tradisi Uffri Datun Nitami masih tetap dilakukan oleh masyarakat suku Bugis. Meskipun begitu, tradisi ini mulai berkurang karena pengaruh budaya luar yang semakin masuk ke dalam kehidupan masyarakat Bugis. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menjaga dan melestarikan tradisi ini agar tetap dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.